Galeri Pintu Jati Ukir Unik Terbaru
Seiring perkembangan zaman, pintu rumah tidak hanya berfungsi sebagai jalur keluar masuk, namun juga mempunyai nilai estetika yang akan mempengaruhi tampilan rumahmu. Pintu rumah dengan desain yang biasa saja bisa mengurangi kesan pada rumah lho.
Hal pertama yang menjadi poin penting dalam memilih desain pintu rumah adalah menyesuaikan dengan konsep rumah dan bahan pitu rumah itu sendiri. Berikut ini kami manjakan anda dengan beberapa desain pintu ukir terbaik untukmu!
Di masa Kerajaan Majapahit, saat Sang Raja
Brawijaya berkuasa, ada kisah seorang pelukis dan ahli pahat yang sangat
terkenal. Ia bernama Sungging Prabangkara. Banyak karya dan lukisan yang telah
dihasilkan oleh Sungging Prabangkara. Sungging Prabangkara dikisahkan sebagai
seorang abdi dalem Kerajaan Majapahit yang mempunyai keahlian khusus dalam
bidang seni. Begitu terkenalnya Sungging Prabangkara, sampai dia pun ditugaskan
melukis dan memahat di Kerajaan Cina. Sebagai delegasi Majapahit, tentu saja
Sungging Prabangkara mengambil kesempatan tersebut.
Sebagai seniman lukis, Sungging Prabangkara
juga pernah diutus untuk mendatangi Kerajaan Galuh Padjajaran untuk melukis
kecantikan Putri Dyah Ayu Pitaloka. Karena kecantikan dan kemiripan lukisan
dengan sosok sang putri, akhirnya Raja Majapahit ingin mempersunting Putri Dyah
Ayu Pitaloka.
Sungging Prabangkara dikisahkan belajar
ukiran di Cina, namun dia memiliki keahlian dasar sebagai pelukis. Kisah
Sungging Prabangkara ini diceritakan oleh Legisan, seorang pengrajin ukiran
Jepara saat tim IndonesiaKaya.com mengunjungi workshop Adi Putra Galeri
miliknya di daerah Mulyoharjo Jepara.
Proses pengukiran memiliki beberapa proses
meliputi penggergajian, pembentukan, dan mulai proses pengukiran yang masuk
dalam tahapan rumit. Setelah selesai dilakukan proses finishing yakni dengan
menyemprotkan melamin pada ukiran. Proses penyemprotan melamin mempunyai dua
motif yakni natural dan dove. Ukiran yang sudah jadi akan terlihat secara jelas
urat kayunya.
Untuk hasil yang di ekspor ke Cina tidak
dilakukan finishing. Menurut Legisan, teknik finishing di Cina lebih bagus dari
yang ada di Jepara. Walaupun Cina dulu sebagai tempat pembelajaran Sungging
Prabangkara, namun sekarang mereka malah mengimpor dari Jepara. Hal ini
sebenarnya bukan masalah teknik keahlian mengukir, melainkan bahan baku di Cina
sudah tidak ada. Sedangkan di Indonesia bahan baku bisa diperoleh dari Klaten,
Jawa Timur dan Palembang. Legisan menggunakan kayu tembesi atau dikenal dengan
joko kesat sebagai media ukir.
Dalam menjalankan bisnis seni ukir, Legisan
berusaha untuk memenuhi permintaan pasar. Permintaan pasar biasanya jenis
ukiran ikan arwana, yang marketnya banyak di Korea, Thailand, dan Cina.
Permintaan seperti ini menjadi harapan setiap seniman ukir. Namun ditengah
permintaan pasar yang besar, Legisan merasakan kurangnya SDM, bahkan menurutnya
hampir punah, terutama dari generasi muda.
Untuk sebuah ukiran ikan arwana, dijual
mulai harga Rp2,5 juta tergantung pembelinya, apakah dari daerah asal atau dari
luar daerah. Legisan tinggal di kawasan sentral industri ukiran Mulyoharjo.
Kawasan ini pernah terkenal dipenjuru dunia beberapa tahun yang lalu, karena
membuat karya ukir Macan Kurung, ukiran macan yang berada dalam jeruji.